Iklans

11 Sep
Ekonomi dan Bisnis
4 views
0 Comments

Tren Bisnis 2025: Dari Live Commerce hingga Subscription Model

#Iklans – #Tren Bisnis 2025: Dari #Live Commerce hingga #Subscription Model – Memasuki tahun 2025, dunia #bisnis global bergerak dalam kecepatan yang semakin sulit ditebak. Perubahan perilaku konsumen, perkembangan #teknologi digital, serta meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan mendorong perusahaan untuk terus berinovasi. #Model bisnis lama yang hanya mengandalkan penjualan konvensional perlahan mulai ditinggalkan. Konsumen kini menginginkan pengalaman yang lebih interaktif, personal, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Bagaimana Iklan Digital Membantu Ekonomi Kreatif Indonesia Tumbuh

Dua fenomena yang menonjol dan menjadi sorotan dalam peta bisnis 2025 adalah live commerce serta subscription model. Keduanya tidak hanya menjawab kebutuhan pasar yang dinamis, tetapi juga menjadi pilar strategi bisnis yang mampu menjaga loyalitas pelanggan sekaligus menciptakan sumber pendapatan jangka panjang.

Tren Bisnis 2025: Dari Live Commerce hingga Subscription Model

Live Commerce: Transformasi Belanja Digital ke Era Interaktif

Live commerce, atau penjualan produk melalui siaran langsung, kini bukan lagi tren musiman, melainkan pilar utama dalam ekosistem e-commerce. Konsep yang pertama kali populer di Tiongkok ini berhasil memadukan hiburan dengan transaksi, sehingga membuat konsumen merasa lebih dekat dengan brand.

Di tahun 2025, live commerce diperkirakan semakin matang dengan dukungan berbagai teknologi baru:

  1. AI Host & Virtual Influencer
    Kecerdasan buatan menghadirkan host virtual yang bisa berbicara, menjawab pertanyaan, bahkan menyesuaikan gaya bicara sesuai audiens. Hal ini memungkinkan brand untuk melakukan siaran langsung 24 jam tanpa batasan waktu atau tenaga manusia.
  2. Integrasi dengan Media Sosial
    Platform seperti TikTok Shop, Instagram Live Shopping, dan YouTube Shopping menjadi kanal utama dalam live commerce. Dengan fitur “klik & beli” yang instan, konsumen tidak perlu lagi meninggalkan platform untuk melakukan pembelian.
  3. Pengalaman Belanja Real-Time
    Live commerce memungkinkan konsumen bertanya langsung, meminta demonstrasi produk, hingga memperoleh diskon eksklusif dalam waktu terbatas. Unsur interaktif inilah yang membuat konsumen lebih terikat dibandingkan sekadar melihat katalog online.

Dengan karakteristik tersebut, live commerce bukan hanya tentang menjual produk, melainkan juga menciptakan komunitas digital di mana konsumen merasa menjadi bagian dari pengalaman brand.


Subscription Model: Loyalitas yang Terukur dan Berulang

Berbeda dengan live commerce yang menekankan interaksi spontan, subscription model hadir sebagai strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan hubungan dengan konsumen. Model ini memungkinkan pelanggan membayar biaya tertentu secara berkala—bulanan, triwulanan, atau tahunan—untuk mendapatkan akses terhadap produk atau layanan.

Keunggulan utama subscription model di tahun 2025 antara lain:

  • Pendapatan Berulang (Recurring Revenue)
    Memberikan stabilitas arus kas dan memudahkan perusahaan dalam merencanakan strategi jangka panjang.
  • Personalisasi Produk dan Layanan
    Berkat data analytics, perusahaan bisa menawarkan paket langganan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Misalnya, layanan makanan sehat yang menyesuaikan menu berdasarkan preferensi gizi pelanggan.
  • Kenyamanan Konsumen
    Pelanggan tidak perlu repot melakukan pembelian berulang, karena produk atau layanan otomatis dikirim secara berkala. Hal ini meningkatkan loyalitas sekaligus menurunkan risiko pelanggan berpindah ke kompetitor.

Jika sebelumnya subscription hanya populer pada layanan digital seperti Netflix atau Spotify, kini model ini merambah ke berbagai sektor. Kopi harian, vitamin, peralatan rumah tangga, hingga produk kecantikan kini banyak ditawarkan dalam bentuk langganan bulanan.

Baca Juga: Native Ads vs Influencer Ads: Mana yang Lebih Menguntungkan?


Tren Pendukung Bisnis 2025

Selain dua tren utama di atas, ada beberapa arus besar lain yang memperkuat lanskap bisnis di tahun 2025:

  1. Green & Sustainable Business
    Konsumen semakin sadar akan dampak lingkungan. Produk yang ramah lingkungan, berlabel eco-friendly, dan berbasis daur ulang menjadi nilai tambah yang signifikan.
  2. Creator Economy
    Micro-influencer dan content creator memainkan peran penting dalam pemasaran. Kolaborasi dengan komunitas niche terbukti lebih efektif daripada iklan konvensional yang masif.
  3. AI & Automasi
    Dari customer service hingga supply chain, kecerdasan buatan membantu perusahaan bekerja lebih efisien sekaligus memberikan pengalaman personal bagi pelanggan.
  4. Hyper-Personalization
    Berkat big data, perusahaan kini dapat memahami perilaku konsumen secara detail. Hal ini memungkinkan penawaran yang sangat spesifik, bahkan berbeda antar individu, untuk meningkatkan peluang konversi.

Strategi Adaptasi bagi Pelaku Usaha

Menghadapi perubahan ini, pelaku usaha tidak bisa hanya mengandalkan strategi lama. Beberapa langkah penting yang bisa dilakukan antara lain:

  • Integrasi Multi-Channel
    Pastikan konsumen dapat berinteraksi, menonton live commerce, sekaligus bertransaksi dengan mudah tanpa hambatan teknis.
  • Membangun Komunitas Digital
    Tidak hanya menjual, tetapi juga menciptakan ruang diskusi, forum, atau konten eksklusif yang membuat pelanggan merasa dihargai.
  • Fleksibilitas dalam Subscription
    Tawarkan opsi upgrade, downgrade, atau jeda berlangganan agar konsumen merasa lebih leluasa dalam menentukan pilihan.
  • Pemanfaatan Data & AI
    Gunakan data untuk membaca tren konsumen sekaligus meningkatkan akurasi strategi pemasaran.

Dengan strategi ini, pelaku usaha tidak hanya sekadar bertahan, tetapi juga dapat tumbuh secara berkelanjutan di tengah kompetisi yang semakin ketat.

Baca Juga: Gamified Ads: Iklan Interaktif yang Menghibur Konsumen


Kesimpulan

Tahun 2025 menjadi titik penting bagi dunia bisnis modern. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk, melainkan juga pengalaman interaktif dan kemudahan jangka panjang. Live commerce menawarkan interaksi real-time yang seru dan imersif, sementara subscription model menghadirkan stabilitas serta loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.

Pelaku usaha yang mampu memadukan keduanya—membangun kedekatan instan melalui live commerce sekaligus menjaga hubungan berkelanjutan lewat subscription model—akan memiliki posisi strategis untuk memenangkan hati konsumen. Ditambah dengan tren pendukung seperti sustainability, AI, dan creator economy, 2025 adalah era di mana inovasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Tags: , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan