Iklans

28 Sep
Periklanan
73 views
0 Comments

Mengukur ROI dari Iklan TikTok vs Instagram

#Iklans – Mengukur #ROI dari #Iklan TikTok vs #Instagram – Dalam era #pemasaran digital saat ini, memilih platform #iklan yang tepat bukan sekadar soal popularitas, melainkan soal efektivitas. Perusahaan, brand, maupun #UMKM sering dihadapkan pada pilihan: apakah lebih baik berinvestasi di iklan TikTok atau Instagram? Keduanya memiliki jutaan pengguna aktif setiap hari, menawarkan format iklan menarik, serta memberikan peluang untuk memperluas pasar.

Baca Juga: Tren Iklan Audio: Podcast Ads & Spotify Ads

Namun, pertanyaan terpenting adalah: platform mana yang memberikan Return on Investment (ROI) lebih optimal? Artikel ini akan membahas cara mengukur ROI dari iklan TikTok dan Instagram, karakteristik masing-masing platform, hingga faktor-faktor yang memengaruhi hasil akhirnya.

Mengukur ROI dari Iklan TikTok vs Instagram

Apa Itu ROI dalam Iklan Digital?

ROI atau Return on Investment merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif sebuah investasi. Dalam konteks iklan digital, ROI mengukur sejauh mana biaya yang dikeluarkan untuk beriklan mampu menghasilkan keuntungan atau pendapatan.

Formula sederhananya adalah:

ROI = (Pendapatan dari iklan – Biaya iklan) ÷ Biaya iklan × 100%

Sebagai contoh, jika sebuah brand mengeluarkan Rp10 juta untuk iklan dan berhasil memperoleh penjualan sebesar Rp30 juta, maka ROI-nya adalah:

(30 juta – 10 juta) ÷ 10 juta × 100% = 200%

Semakin tinggi ROI, semakin efektif iklan tersebut. Namun, penting dicatat bahwa dalam pemasaran modern, ROI tidak hanya dihitung berdasarkan penjualan langsung, tetapi juga mempertimbangkan nilai jangka panjang seperti brand awareness, engagement, hingga loyalitas konsumen.


Karakteristik Iklan TikTok vs Instagram

Sebelum membandingkan ROI, kita perlu memahami karakteristik dan kekuatan masing-masing platform.

TikTok Ads

  • Audiens utama: Didominasi oleh Gen Z dan Milenial muda.
  • Konten dominan: Video pendek, kreatif, dan menghibur.
  • Format iklan: In-Feed Ads, Top View Ads, Branded Content, Hashtag Challenge.
  • Kekuatan utama: Tingkat viralitas tinggi dan algoritma yang mendukung organic reach meski tanpa follower besar.
  • Kelemahan: Konversi langsung ke penjualan kadang lebih rendah karena mayoritas audiens menggunakan TikTok untuk hiburan.

Instagram Ads

  • Audiens utama: Lebih beragam, mulai dari Gen Z hingga generasi lebih tua.
  • Konten dominan: Foto estetik, video singkat (Reels), dan Stories interaktif.
  • Format iklan: Feed Ads, Stories Ads, Reels Ads, hingga Shopping Ads.
  • Kekuatan utama: Fitur e-commerce lebih matang dengan integrasi Instagram Shop yang memudahkan transaksi langsung.
  • Kelemahan: Organic reach cenderung menurun, sehingga brand harus lebih banyak mengandalkan iklan berbayar.

Baca Juga: Bagaimana Brand Lokal Bisa Menang Melawan Brand Global Lewat Iklan Kreatif


Mengukur ROI: TikTok vs Instagram

Untuk menentukan mana yang lebih efektif, ada beberapa metrik penting yang harus diperhatikan:

1. Cost Per Click (CPC) & Cost Per Mille (CPM)

  • TikTok: CPC biasanya lebih rendah karena persaingan iklan masih relatif longgar. Cocok untuk brand dengan anggaran terbatas yang ingin menjangkau banyak audiens.
  • Instagram: CPC dan CPM lebih tinggi, terutama di industri yang kompetitif seperti fashion, beauty, atau teknologi. Namun, kualitas traffic yang dihasilkan sering lebih relevan.

2. Conversion Rate (CR)

  • TikTok: Engagement tinggi, banyak interaksi, tetapi conversion rate ke pembelian bisa lebih rendah. Hal ini karena audiens lebih sering mencari hiburan ketimbang langsung berbelanja.
  • Instagram: CR lebih stabil dan cenderung tinggi, terutama dengan dukungan fitur belanja langsung. User Instagram sudah terbiasa dengan pengalaman bertransaksi di dalam aplikasi.

3. Customer Lifetime Value (CLV)

  • TikTok: Sangat efektif untuk membangun brand awareness jangka panjang. Jika konten berhasil viral, nilai eksposurnya bisa berlipat ganda tanpa biaya tambahan.
  • Instagram: Lebih unggul dalam menjaga loyalitas pelanggan. Dengan visual branding yang kuat, Instagram mendorong pembelian berulang.

4. Contoh Perbandingan ROI

Misalnya, sebuah brand mengalokasikan anggaran iklan:

  • TikTok Ads: Biaya Rp5 juta menghasilkan penjualan Rp15 juta → ROI = 200%
  • Instagram Ads: Biaya Rp8 juta menghasilkan penjualan Rp24 juta → ROI = 200%

Secara angka, ROI sama, tetapi strategi berbeda. TikTok lebih unggul dalam efisiensi biaya untuk menjangkau audiens baru, sementara Instagram lebih efektif untuk konversi penjualan langsung.


Faktor yang Mempengaruhi ROI

Selain perbedaan platform, ROI iklan juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor:

  1. Jenis produk
    • Produk trendi, viral, dan impulsif seperti fashion, kosmetik, atau gadget unik biasanya lebih cepat berkembang di TikTok.
    • Produk premium atau high-end lebih cocok di Instagram yang audiensnya lebih terbiasa dengan branding visual estetik.
  2. Target audiens
    • TikTok ideal jika target utama adalah Gen Z yang aktif di platform ini.
    • Instagram lebih stabil jika target pasar mencakup berbagai kelompok usia.
  3. Kualitas konten
    • Di TikTok, storytelling dan konten natural lebih berhasil daripada iklan hard selling.
    • Di Instagram, visual branding yang estetik dan konsisten lebih mudah membangun trust.
  4. Strategi funneling
    • Banyak brand memanfaatkan kombinasi keduanya: TikTok untuk menarik perhatian dan membangun awareness, lalu Instagram sebagai tempat transaksi atau penjualan.

Baca Juga: Native Ads: Iklan yang Tidak Terlihat Seperti Iklan


Kesimpulan

Tidak ada jawaban mutlak apakah iklan TikTok lebih unggul dibandingkan Instagram atau sebaliknya. Keputusan bergantung pada tujuan kampanye, karakter produk, target audiens, serta strategi konten yang digunakan.

  • TikTok Ads lebih tepat digunakan jika tujuan utama adalah menciptakan viralitas, meningkatkan brand awareness, dan menjangkau audiens muda dengan biaya relatif rendah.
  • Instagram Ads lebih efektif untuk mendorong konversi penjualan, membangun brand image yang konsisten, serta menjaga loyalitas konsumen melalui fitur belanja terintegrasi.

Strategi terbaik adalah tidak melihat keduanya sebagai pesaing, melainkan sebagai saluran yang saling melengkapi. Brand bisa memanfaatkan TikTok sebagai generator traffic dan awareness, lalu mengarahkan audiens ke Instagram untuk proses pembelian.

Dengan kombinasi tepat, perusahaan dapat memaksimalkan ROI sekaligus membangun kehadiran digital yang kuat di dua platform paling berpengaruh saat ini.

Tags: , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan