Iklans

12 Des
Berita
views
0 Comments

Cara Membuat Iklan yang Relevan untuk Audiens Berbeda Gender

#Iklans – #Cara Membuat Iklan yang Relevan untuk #Audiens Berbeda Gender – Di era #pemasaran modern, menghasilkan #iklan yang relevan bukan hanya tentang seberapa kreatif visual dan #copywriting yang dibuat, tetapi juga seberapa tepat pesan tersebut ditujukan kepada audiens. Salah satu segmentasi audiens yang paling sering digunakan dalam #periklanan adalah segmentasi berdasarkan gender. Laki-laki dan perempuan memiliki preferensi yang berbeda dalam cara menerima informasi, menafsirkan pesan visual, hingga merespons ajakan beli. Karena itu, pemahaman mendalam tentang gender dapat membantu meningkatkan efektivitas #kampanye iklan secara signifikan.

Baca Juga: Tips Membuat Headline yang Berfokus pada Solusi, Bukan Produk

Namun, membuat iklan yang relevan untuk audiens berbeda gender bukan berarti terjebak dalam stereotip lama. Kuncinya adalah menyadari perilaku konsumen modern yang dinamis dan memastikan setiap pesan, visual, serta penawaran benar-benar sesuai dengan kebutuhan audiens yang dituju. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis untuk menciptakan iklan yang relevan bagi audiens laki-laki maupun perempuan secara profesional dan strategis.

Cara Membuat Iklan yang Relevan untuk Audiens Berbeda Gender

1. Memahami Audiens Melalui Riset yang Tepat

Langkah pertama sebelum membuat iklan apa pun adalah memahami audiens secara menyeluruh. Gender hanyalah salah satu aspek segmentasi—tetapi insight sebenarnya ada pada perilaku, kebutuhan, dan preferensi mereka.

Apa yang perlu digali dalam riset?

  1. Kebutuhan dan minat utama
    Laki-laki mungkin lebih fokus pada performa, efisiensi, dan hasil akhir. Sementara perempuan bisa lebih peka terhadap manfaat emosional, keamanan, atau kualitas. Meski begitu, perbedaan ini harus dipahami berdasarkan data, bukan asumsi.
  2. Cara mereka mengonsumsi informasi
    • Perempuan sering menikmati konten visual estetis, review detail, atau testimoni pengalaman.
    • Laki-laki cenderung menyukai konten langsung dan berbasis fakta serta perbandingan produk.
  3. Platform digital yang digunakan
    Perempuan banyak aktif di Instagram, Pinterest, dan TikTok, sedangkan laki-laki lebih banyak di YouTube, platform forum, atau aplikasi gaming.

Dengan riset mendalam, kamu akan memahami pola yang benar-benar relevan sehingga iklan lebih tepat sasaran.

2. Menentukan Bahasa dan Tone of Voice yang Tepat

Bahasa adalah kunci dalam mengkomunikasikan pesan iklan. Perbedaan tone dapat menghasilkan respons yang sangat berbeda dari berbagai gender.

Untuk audiens perempuan:

  • Gunakan bahasa yang empatik, personal, dan menggugah.
  • Jelaskan manfaat yang berhubungan dengan gaya hidup, kenyamanan, atau kepercayaan diri.
  • Jelaskan detail kecil seperti bahan, keamanan, atau pengalaman penggunaan.

Untuk audiens laki-laki:

  • Gunakan bahasa yang simpel, lugas, dan langsung ke inti manfaat.
  • Berikan penjelasan tentang performa produk, spesifikasi, atau keunggulan kompetitif.
  • Hindari terlalu banyak detail yang tidak penting.

Namun, karakter brand tetap menjadi fondasi. Tone hanya disesuaikan untuk membuat pesan lebih mudah diterima oleh masing-masing gender.

3. Mengoptimalkan Visual Sesuai Preferensi Gender

Visual adalah pemicu pertama yang menentukan apakah audiens mau melanjutkan melihat atau melewatkan iklan. Setiap gender memiliki kecenderungan visual tertentu, meski tidak mutlak.

Untuk perempuan:

  • Tampilkan estetika rapi dan bersih.
  • Gunakan warna lembut atau harmonis sesuai karakter brand.
  • Tampilkan storytelling visual yang menggambarkan momen emosional yang relatable.

Untuk laki-laki:

  • Gunakan visual yang kuat, kontras, dan dinamis.
  • Tampilkan fungsi atau cara kerja produk yang jelas.
  • Tekankan elemen performa, ketahanan, atau bukti hasil.

Visual yang tepat akan meningkatkan CTR, engagement, dan frekuensi interaksi secara signifikan.

Baca Juga: Teknik Menulis Iklan dengan Pola Problem–Agitate–Solve (PAS)

4. Menyesuaikan Pain Point Berdasarkan Gender

Pain point adalah faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian. Perbedaan fokus kebutuhan antara laki-laki dan perempuan dapat membantu kamu mengarahkan pesan yang lebih efektif.

Contoh perbedaan pain point:

  • Kategori kebugaran
    • Perempuan: ingin tubuh sehat, bugar, dan percaya diri.
    • Laki-laki: fokus pada kekuatan, pertumbuhan otot, serta performa.
  • Produk personal care
    • Perempuan: peduli pada kualitas, kandungan bahan, dan hasil jangka panjang.
    • Laki-laki: mencari produk yang cepat, praktis, dan tidak ribet.
  • Produk teknologi atau gadget
    • Perempuan: tertarik pada fungsionalitas yang mendukung aktivitas harian dan desain.
    • Laki-laki: fokus pada spesifikasi teknis dan fitur unggulan.

Dengan memahami perbedaan pain point, iklan dapat dibuat lebih persuasif.

5. Tidak Terjebak dalam Stereotip Lama

Ini salah satu kesalahan fatal dalam periklanan. Banyak brand gagal menarik perhatian karena memaksakan stereotip gender yang sudah tidak relevan.

Hindari hal berikut:

  • Menganggap perempuan hanya peduli kecantikan, rumah tangga, atau fashion.
  • Menganggap laki-laki hanya suka otomotif atau teknologi.
  • Penggunaan warna pink untuk perempuan atau biru untuk laki-laki secara berlebihan.
  • Visual yang menggambarkan gender secara sempit atau bias.

Konsumen modern lebih fleksibel. Banyak perempuan tertarik gaming dan otomotif, sementara laki-laki mulai aktif dalam dunia skincare, lifestyle, dan fashion. Relevansi didasarkan pada perilaku, bukan anggapan klasik.

6. Membuat Dua Versi Iklan Jika Dibutuhkan

Kadang satu iklan tidak cukup efektif untuk menjangkau dua gender sekaligus. Dalam situasi seperti ini, membuat dua versi iklan justru lebih efisien.

Strategi efektif:

  • Buat visual berbeda, tetapi tetap menjaga pesan inti yang sama.
  • Gunakan segmentasi gender di platform iklan seperti Facebook Ads, TikTok Ads, dan Google Ads.
  • Lakukan A/B testing untuk mengetahui versi mana yang lebih optimal.

Pendekatan ini membantu meningkatkan efisiensi anggaran serta meningkatkan tingkat konversi.

7. Melakukan A/B Testing Secara Konsisten

Dalam dunia iklan, tidak ada formula saklek. Selalu lakukan pengujian untuk melihat:

  • Headline mana yang lebih menarik bagi laki-laki atau perempuan.
  • Visual mana yang paling meningkatkan engagement.
  • Format apa yang lebih efektif: video pendek, carousel, atau single image.

Data dari pengujian akan menjadi fondasi peningkatan kampanye iklan berikutnya.

Baca Juga: Cara Mengubah Feedback Pelanggan Menjadi Insight Iklan

Kesimpulan

Membuat iklan yang relevan untuk audiens berbeda gender adalah soal memahami kebutuhan, perilaku, motivasi, dan preferensi visual secara data-driven. Dengan riset mendalam, penggunaan bahasa yang tepat, visual yang sesuai, serta penyesuaian pesan berdasarkan pain point, kamu dapat membangun kampanye iklan yang lebih tepat sasaran dan efektif. Hindari stereotip yang membatasi, dan selalu evaluasi performa melalui A/B testing untuk mendapatkan hasil optimal.

Tinggalkan Balasan