Iklans

29 Sep
Ekonomi dan Bisnis
24 views
0 Comments

Perubahan Pola Belanja Generasi Z & Dampaknya pada Periklanan

#Iklans – Perubahan #Pola Belanja Generasi Z & Dampaknya pada #Periklanan – Generasi Z, yakni mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini telah menjadi salah satu kelompok konsumen terbesar sekaligus paling berpengaruh di #pasar global. Jumlah mereka yang signifikan serta daya beli yang semakin meningkat membuat Gen Z menjadi target utama berbagai #brand di seluruh dunia. Namun, cara generasi ini berinteraksi dengan produk, melakukan pembelian, dan merespons #iklan ternyata jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.

Baca Juga: Strategi Brand Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Iklan Marketplace

Jika generasi Baby Boomers dan Generasi X lebih akrab dengan iklan televisi atau media cetak, dan Generasi Milenial banyak terkoneksi melalui internet awal dan media sosial generasi pertama, maka Gen Z adalah generasi yang sepenuhnya digital. Mereka tumbuh bersama smartphone, media sosial, dan e-commerce sejak usia belia. Perubahan inilah yang membuat pola belanja mereka unik dan sekaligus menuntut perubahan besar dalam strategi periklanan.

Perubahan Pola Belanja Generasi Z & Dampaknya pada Periklanan

Karakteristik Pola Belanja Generasi Z

  1. Digital-First dan Mobile-Oriented
    Bagi Gen Z, perangkat utama untuk mencari informasi, hiburan, sekaligus berbelanja adalah smartphone. Mereka terbiasa scrolling di media sosial, menonton ulasan produk di YouTube, hingga melakukan pembelian langsung melalui aplikasi e-commerce. Hanya dalam hitungan detik, mereka bisa beralih dari melihat konten hiburan ke proses checkout produk. Hal ini menunjukkan bahwa dunia digital adalah pusat dari aktivitas belanja mereka.
  2. Berorientasi pada Pengalaman
    Generasi Z tidak hanya membeli produk untuk fungsi, tetapi juga untuk pengalaman. Misalnya, mereka lebih tertarik membeli produk yang menawarkan unboxing experience menarik, layanan personalisasi, atau paket eksklusif yang bisa dibagikan ke media sosial. Bagi mereka, belanja adalah bagian dari gaya hidup, bukan sekadar transaksi ekonomi.
  3. Kritis, Transparan, dan Peduli Nilai Sosial
    Gen Z tumbuh di era keterbukaan informasi. Mereka dapat dengan mudah mencari tahu latar belakang sebuah brand. Oleh karena itu, mereka lebih kritis terhadap klaim perusahaan. Mereka menghargai brand yang memiliki nilai jelas, seperti keberlanjutan, inklusivitas, dan tanggung jawab sosial. Produk ramah lingkungan, vegan, atau mendukung gerakan sosial sering kali lebih menarik ketimbang produk serupa tanpa nilai tambahan.
  4. Mengandalkan Komunitas dan Rekomendasi
    Keputusan belanja Gen Z banyak dipengaruhi oleh komunitas online, ulasan pelanggan, dan testimoni teman. Mereka lebih mempercayai pengalaman orang lain daripada iklan formal. Karena itu, ulasan di marketplace, komentar di media sosial, atau rekomendasi dari influencer berperan besar dalam menentukan keputusan pembelian mereka.

Baca Juga: Ekonomi Digital 2025: Sektor Bisnis Apa yang Paling Menjanjikan?

Dampak Pola Belanja Gen Z pada Periklanan

Pergeseran pola belanja ini membawa konsekuensi besar bagi dunia periklanan. Strategi tradisional yang hanya menekankan promosi satu arah kini tidak lagi efektif. Brand dituntut untuk beradaptasi dengan pola komunikasi yang lebih interaktif, personal, dan transparan.

1. Dominasi Influencer Marketing

Salah satu dampak paling jelas adalah meningkatnya peran influencer marketing. Gen Z lebih percaya pada rekomendasi kreator konten atau mikro-influencer yang mereka anggap autentik, dibandingkan iklan konvensional. Misalnya, kampanye sebuah brand fashion melalui TikTok sering kali lebih efektif daripada memasang iklan billboard besar. Kolaborasi dengan influencer yang memiliki audiens niche juga memberi dampak lebih personal.

2. Konten Interaktif dan Otentik Lebih Diminati

Iklan yang terlalu kaku, formal, atau penuh klaim bombastis justru diabaikan Gen Z. Mereka lebih tertarik pada konten yang otentik, ringan, bahkan lucu. Video pendek, meme, atau tren TikTok yang dikemas kreatif lebih mudah diterima dan berpotensi viral. Kejujuran dan kedekatan emosional jauh lebih bernilai daripada sekadar estetika mewah.

3. Personalisasi Melalui Data dan Teknologi

Generasi Z terbiasa dengan algoritma yang menghadirkan konten sesuai minat mereka. Maka, iklan yang personal dan relevan terasa lebih efektif. Teknologi big data dan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan brand untuk menghadirkan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi masing-masing individu. Contohnya, e-commerce yang menampilkan produk “yang mungkin Anda suka” menjadi salah satu faktor pendorong belanja impulsif.

4. Tuntutan Transparansi dan Kejujuran

Greenwashing atau kampanye palsu yang hanya mengklaim peduli lingkungan tanpa bukti nyata sangat cepat terdeteksi oleh Gen Z. Mereka bisa langsung membagikan kritik melalui media sosial, yang berpotensi merusak reputasi brand. Oleh karena itu, transparansi dalam periklanan menjadi kunci. Brand yang berani menunjukkan proses produksi, cerita di balik produk, atau bahkan kelemahan yang sedang mereka perbaiki, justru lebih dihargai.

5. Pergeseran Platform Periklanan

Platform tempat Gen Z menghabiskan waktu juga berbeda. Televisi atau Facebook bukan lagi saluran utama. Mereka lebih banyak berada di TikTok, Instagram, YouTube Shorts, Twitch, hingga dunia gaming. Bahkan, iklan dalam game (in-game advertising) menjadi strategi baru yang semakin relevan untuk menjangkau audiens muda ini.

Strategi Periklanan untuk Menarik Generasi Z

Agar efektif, brand tidak cukup hanya hadir di platform yang sama dengan Gen Z, tetapi juga perlu memahami cara berkomunikasi yang sesuai. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

  • Menggunakan storytelling yang kuat dan relatable.
  • Menghadirkan konten berbentuk video pendek yang mudah diakses.
  • Menggandeng kreator konten yang sesuai dengan nilai brand.
  • Menyediakan ruang interaksi dua arah, misalnya melalui live streaming atau Q&A.
  • Menyajikan bukti nyata terkait klaim produk, misalnya sertifikat ramah lingkungan.

Baca Juga: Bagaimana UMKM Bisa Menembus Pasar Global Lewat Digital Ads

Kesimpulan

Perubahan pola belanja Generasi Z menjadi sinyal penting bagi dunia periklanan. Mereka adalah generasi digital yang menuntut pengalaman belanja lebih personal, interaktif, dan sesuai dengan nilai yang mereka junjung. Influencer marketing, konten autentik, personalisasi berbasis data, hingga transparansi brand kini menjadi kunci utama untuk menjangkau mereka.

Iklan di era Gen Z bukan lagi sekadar soal menjual produk, tetapi membangun hubungan emosional jangka panjang yang dilandasi oleh kepercayaan dan relevansi. Brand yang mampu memahami perubahan ini akan lebih mudah menempatkan diri bukan hanya sebagai penyedia produk, tetapi juga sebagai bagian dari identitas dan gaya hidup generasi masa depan.

Tags: , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan