Rise of Social Search: Konsumen Cari Produk Lewat TikTok & Instagram
#Iklans – #Rise of Social Search: Konsumen Cari #Produk Lewat TikTok & Instagram – Perilaku konsumen dalam mencari produk dan layanan mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir. Jika dulu mesin pencari tradisional seperti #Google menjadi rujukan utama, kini semakin banyak orang—terutama generasi muda—yang beralih ke #media sosial untuk menemukan apa yang mereka butuhkan. Fenomena ini dikenal dengan istilah #social search, yaitu ketika konsumen menggunakan platform sosial seperti TikTok dan Instagram sebagai mesin pencari utama.
Baca Juga: Bagaimana Menguji Desain Iklan Sebelum Diluncurkan
Tren ini bukan sekadar perubahan kecil, melainkan pergeseran paradigma yang menandai cara baru konsumen berinteraksi dengan informasi, produk, hingga brand. Dari mencari restoran, rekomendasi skincare, hingga gadget terbaru, media sosial kini menjadi pusat pencarian yang lebih visual, interaktif, dan terhubung dengan komunitas.

Perubahan Perilaku Konsumen
Sebuah laporan dari Google menyebutkan bahwa hampir 40% Gen Z lebih memilih mencari restoran atau produk di TikTok dan Instagram ketimbang di Google Maps atau Search. Data ini menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya mencari informasi, tetapi juga menginginkan pengalaman pencarian yang lebih kaya secara visual.
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi pergeseran perilaku ini:
- Konten Visual Lebih Meyakinkan
Dibandingkan membaca ulasan panjang di forum, konsumen kini lebih suka melihat review dalam bentuk video atau foto nyata. Visual memberikan gambaran langsung tentang produk—baik cara pakai, hasil nyata, maupun kelebihan dan kekurangannya. - Rasa Autentik & Rekomendasi Organik
Konsumen lebih percaya pada review dari kreator atau sesama pengguna. Ulasan singkat dari seseorang yang terlihat jujur bisa lebih berpengaruh daripada iklan formal dari brand. - Efek Viral & Komunitas
Produk bisa mendadak laris hanya karena viral dengan tagar tertentu, misalnya #TikTokMadeMeBuyIt. Tren viral mendorong efek “fear of missing out” (FOMO) yang mempercepat keputusan pembelian.
TikTok sebagai Mesin Pencari Baru
TikTok yang awalnya dikenal sebagai platform hiburan kini berubah menjadi mesin pencari berbasis video. Dengan algoritme For You Page (FYP), TikTok mampu menghadirkan konten yang sangat personal. Saat pengguna mencari kata kunci tertentu, hasil yang muncul bukan hanya informasi, tetapi juga pengalaman nyata pengguna lain.
Contoh sederhana: ketika seseorang mengetik “kuliner Jakarta Selatan” di TikTok, hasil yang muncul bukan daftar restoran dalam bentuk teks, melainkan video-video rekomendasi makanan, review harga, hingga pengalaman suasana tempat makan tersebut. Hal ini membuat pencarian terasa lebih hidup, menarik, dan meyakinkan.
Ditambah lagi, keberadaan TikTok Shop membuat pengalaman pencarian dan pembelian semakin seamless. Setelah menonton review produk, pengguna bisa langsung membeli tanpa meninggalkan aplikasi. Inilah salah satu alasan mengapa TikTok menjadi kekuatan baru dalam e-commerce.
Instagram & Eksplorasi Produk
Instagram pun tidak ketinggalan. Melalui fitur Explore Page, Hashtags, dan terutama Reels, pengguna bisa menemukan konten produk dengan cepat. Platform ini juga sangat visual sehingga cocok untuk brand yang ingin membangun identitas gaya hidup.
Selain itu, Instagram menghadirkan fitur Shopping yang memungkinkan brand membuat katalog produk langsung di aplikasi. User-generated content (UGC), seperti review dari pengguna biasa, juga berperan besar dalam membangun kepercayaan. Konsumen merasa lebih yakin membeli produk setelah melihat orang lain yang nyata menggunakannya.
Baca Juga: Tips Mengubah Followers Jadi Pembeli dengan Iklan Digital
Dampak Besar untuk Bisnis & Brand
Bagi bisnis, tren social search membuka peluang sekaligus tantangan baru. Tidak cukup hanya mengandalkan kehadiran di Google atau marketplace, brand kini harus memikirkan strategi konten di media sosial agar mudah ditemukan konsumen.
Beberapa strategi yang perlu diperhatikan:
- Konten Autentik dan Informatif
Konsumen tidak lagi tertarik pada iklan yang terlalu hard selling. Mereka lebih menyukai konten edukatif, tutorial, atau review jujur. Storytelling menjadi kunci dalam menciptakan kedekatan emosional. - Kolaborasi dengan Kreator Konten
Influencer marketing semakin relevan dalam era social search. Kreator konten dianggap lebih dipercaya karena punya gaya penyampaian yang natural. Kerja sama brand dengan kreator bisa meningkatkan exposure sekaligus membangun kredibilitas. - Optimasi Algoritme Sosial (Social SEO)
Sama seperti SEO pada mesin pencari, kini brand perlu memahami bagaimana algoritme sosial bekerja. Menggunakan kata kunci di caption, memilih hashtag yang tepat, hingga memanfaatkan audio trending bisa meningkatkan peluang muncul di pencarian sosial.
Tantangan Social Search
Meski penuh peluang, social search juga menghadirkan tantangan yang perlu diperhatikan:
- Risiko Misinformasi
Siapa saja bisa membuat konten, sehingga potensi informasi yang salah atau menyesatkan cukup tinggi. Konsumen harus lebih kritis dalam memilah informasi. - Persaingan yang Ketat
Semakin banyak brand yang masuk ke TikTok dan Instagram membuat persaingan untuk mendapatkan perhatian pengguna semakin berat. Konsistensi dan kreativitas menjadi faktor penentu. - Ekspektasi Konsumen yang Tinggi
Konsumen kini menginginkan konten yang relevan, cepat, dan personal. Brand harus mampu menyesuaikan diri dengan preferensi audiens agar tidak kehilangan momentum.
Masa Depan Social Search
Fenomena ini diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan dominasi Gen Z dan Gen Alpha sebagai konsumen masa depan. Social search kemungkinan besar akan menjadi hibrida antara mesin pencari, marketplace, dan platform komunitas.
Brand yang mampu beradaptasi dengan tren ini akan berada di garis depan. Mereka yang lambat beradaptasi berisiko tertinggal karena konsumen semakin terbiasa menjadikan media sosial sebagai titik awal perjalanan belanja.
Baca Juga: Cara Membuat CTA (Call to Action) yang Selalu Diklik
Kesimpulan
Social search adalah bukti nyata bahwa perilaku konsumen terus berevolusi. TikTok dan Instagram bukan lagi sekadar platform hiburan, melainkan mesin pencari baru yang memengaruhi cara orang menemukan, mengevaluasi, dan membeli produk.
Bagi brand dan pelaku bisnis, ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan konsumen melalui konten visual yang autentik, interaktif, dan inspiratif. Strategi yang tepat dalam mengoptimalkan social search akan membantu brand membangun relevansi sekaligus memenangkan persaingan di era digital.

