Iklans

11 Sep
Digital Marketing, Periklanan
9 views
0 Comments

Native Ads vs Influencer Ads: Mana yang Lebih Menguntungkan?

#Iklans – #Native Ads vs #Influencer Ads: Mana yang Lebih Menguntungkan? – Dalam dunia #digital marketing, setiap brand berusaha menemukan cara paling efektif untuk menjangkau target audiens mereka. Persaingan semakin ketat, #iklan konvensional sering dianggap mengganggu, dan konsumen kini lebih kritis terhadap pesan promosi yang mereka terima. Hal inilah yang melahirkan dua #strategi pemasaran populer: native advertising dan influencer marketing.

Baca Juga: Gamified Ads: Iklan Interaktif yang Menghibur Konsumen

Keduanya memiliki kelebihan, kekurangan, serta strategi penerapan yang berbeda. Namun, banyak pemilik bisnis maupun marketer sering bertanya-tanya: mana yang sebenarnya lebih menguntungkan antara native ads dan influencer ads?

Mari kita bahas secara mendalam.

Native Ads vs Influencer Ads: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Memahami Native Ads

Native advertising adalah bentuk iklan berbayar yang dirancang agar tampak menyatu dengan konten media atau platform tempat ia ditampilkan. Tidak seperti banner ads yang cenderung “mencolok” dan sering diabaikan, native ads biasanya muncul dalam bentuk artikel sponsor, rekomendasi konten, video singkat, atau postingan berlabel promoted.

Ciri khas utama native ads adalah tidak mengganggu pengalaman pengguna. Misalnya, ketika seseorang membaca artikel di portal berita online, ia mungkin melihat konten yang direkomendasikan dengan label sponsor, namun tampilannya serupa dengan artikel lain di situs tersebut.

Kelebihan Native Ads

  1. Natural dan tidak mengganggu – Audiens lebih menerima pesan yang disajikan dalam format konten daripada iklan mencolok.
  2. Menjangkau audiens luas – Bergantung pada platform, native ads bisa menjangkau jutaan pengguna dalam waktu singkat.
  3. Mudah diukur – Dengan metrik seperti CTR (Click-Through Rate), impressions, hingga conversion rate, efektivitas iklan bisa dipantau dengan jelas.
  4. Kontrol penuh pada targeting – Pengiklan bisa menentukan segmen pasar berdasarkan demografi, lokasi, atau minat.

Kekurangan Native Ads

  • Butuh strategi konten yang matang agar tidak terlihat sebagai iklan biasa.
  • Memerlukan biaya berkelanjutan jika ingin terus menjaga visibilitas di berbagai platform.
  • Tingkat kepercayaan audiens sedang karena tetap dianggap sebagai konten sponsor.

Memahami Influencer Ads

Berbeda dengan native ads, influencer advertising mengandalkan figur publik atau kreator konten yang sudah memiliki audiens loyal di media sosial. Influencer ini bisa berupa selebritas, tokoh publik, hingga konten kreator di niche tertentu.

Mereka mempromosikan produk atau jasa dengan cara yang lebih personal dan emosional, seolah-olah sedang memberikan rekomendasi pribadi kepada para pengikutnya.

Kelebihan Influencer Ads

  1. Tingkat kepercayaan tinggi – Rekomendasi dari influencer sering dianggap lebih kredibel dibandingkan iklan langsung dari brand.
  2. Pendekatan personal – Konten yang dibuat terasa autentik karena disampaikan dengan gaya khas influencer.
  3. Meningkatkan engagement – Followers lebih sering berinteraksi melalui like, komentar, dan share.
  4. Cocok untuk brand image – Strategi ini efektif untuk membangun awareness sekaligus loyalitas konsumen.

Kekurangan Influencer Ads

  • Biaya bisa sangat mahal terutama jika bekerja sama dengan mega influencer atau selebritas.
  • Hasil kadang tidak konsisten karena dipengaruhi engagement rate masing-masing influencer.
  • Risiko reputasi jika influencer terlibat dalam kontroversi atau masalah publik.
  • Sulit diukur secara detail meski sebagian platform kini menyediakan data insight.

Baca Juga: Mengukur Efektivitas Influencer Ads: Bukan Hanya Jumlah Followers


Perbandingan Native Ads vs Influencer Ads

Untuk melihat perbedaan lebih jelas, berikut tabel perbandingan keduanya:

AspekNative AdsInfluencer Ads
Cara KerjaIklan menyatu dengan konten platformKonten promosi dibuat oleh influencer
AudiensLuas, tergantung platform dan targetingSpesifik, sesuai followers influencer
Tingkat KepercayaanSedang – masih dianggap iklan sponsorTinggi – berbasis trust dan loyalitas audiens
BiayaFleksibel, bisa kecil atau besarBisa mahal, terutama untuk influencer besar
PengukuranMudah diukur lewat metrik digitalLebih sulit, bergantung insight influencer
Tujuan UtamaAwareness dan konversi jangka pendekEngagement, branding, dan loyalitas jangka panjang

Mana yang Lebih Menguntungkan?

Tidak ada jawaban tunggal karena semuanya bergantung pada tujuan kampanye serta profil bisnis.

  • Untuk konversi jangka pendek: Native ads lebih tepat karena mampu menjangkau audiens yang lebih luas dengan targeting detail. Misalnya, toko online yang ingin mendorong penjualan cepat saat promo besar.
  • Untuk membangun kepercayaan dan citra brand: Influencer ads lebih efektif karena audiens lebih percaya pada rekomendasi orang yang mereka ikuti. Misalnya, brand fashion atau kosmetik yang ingin membangun hubungan emosional dengan konsumen.

Faktanya, banyak brand besar kini justru mengombinasikan keduanya. Native ads digunakan untuk menarik audiens baru, sementara influencer ads berfungsi menjaga kedekatan emosional dan meningkatkan engagement. Strategi hybrid ini terbukti efektif karena bisa mengoptimalkan kelebihan masing-masing kanal.


Tips Memilih Strategi yang Tepat

  1. Kenali tujuan bisnis Anda – Apakah fokus pada penjualan cepat atau membangun loyalitas jangka panjang?
  2. Perhatikan budget – Native ads fleksibel, sedangkan influencer ads biayanya bisa tidak terduga.
  3. Pahami target audiens – Jika audiens Anda lebih suka rekomendasi personal, influencer marketing bisa jadi pilihan.
  4. Evaluasi performa secara rutin – Gunakan data dari platform iklan atau laporan influencer untuk mengukur ROI.

Baca Juga: Tren DOOH (Digital Out-of-Home Ads) di Indonesia: Masa Depan Iklan Luar Ruang


Kesimpulan

Baik native ads maupun influencer ads memiliki keunggulan masing-masing dan bisa sangat menguntungkan jika digunakan dengan strategi yang tepat. Native ads unggul dalam hal jangkauan luas dan konversi cepat, sementara influencer ads lebih kuat dalam membangun trust dan engagement.

Untuk bisnis kecil atau startup, memulai dengan native ads bisa jadi langkah awal yang efisien. Sedangkan bagi brand yang sudah memiliki basis konsumen namun ingin meningkatkan brand loyalty, influencer marketing bisa menjadi senjata utama.

Pada akhirnya, tidak perlu memilih salah satu secara mutlak. Justru, kombinasi keduanya sering menjadi strategi paling optimal dalam lanskap digital marketing modern.

Tags: , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan