Rahasia Retargeting di Social Media & Marketplace
#Iklans – Rahasia #Retargeting di #Social Media & #Marketplace – Dalam dunia #digital marketing, sering kali calon pembeli tidak langsung melakukan transaksi di kunjungan pertama. Mereka mungkin hanya melihat produk, menaruh di keranjang, lalu pergi tanpa #checkout. Nah, di sinilah retargeting berperan penting. #Strategi ini memungkinkan Anda untuk “mengikuti” calon pelanggan yang pernah berinteraksi dengan produk Anda, lalu mengingatkan mereka agar segera membeli.
Baca Juga: Loyalty Strategy untuk Pertahankan Konsumen

Apa Itu Retargeting?
Retargeting adalah strategi iklan yang menyasar kembali orang-orang yang sudah pernah berinteraksi dengan produk atau toko Anda, baik di media sosial maupun marketplace. Dengan kata lain, Anda tidak menembak audiens baru, melainkan mengoptimalkan orang yang sudah tahu bisnis Anda.
Contoh sederhana:
- Seseorang melihat produk baju di Instagram Ads, lalu berhenti di tengah jalan.
- Dengan retargeting, Anda bisa munculkan iklan lagi khusus untuk orang tersebut, misalnya dengan penawaran diskon, free ongkir, atau reminder stok terbatas.
Cara Memasang Retargeting
- Gunakan Pixel atau Tracking Code
- Facebook Pixel, TikTok Pixel, atau Google Tag Manager membantu merekam aktivitas pengunjung di website/landing page.
- Di marketplace, gunakan fitur “Iklan Retargeting” bawaan (Shopee Ads, Tokopedia Ads, dll).
- Buat Custom Audience
- Audiens dari pengunjung website, pengguna yang menonton video produk, atau mereka yang sudah klik iklan sebelumnya.
- Segmentasikan lagi: misalnya yang sudah checkout vs hanya lihat produk.
- Integrasi dengan CRM atau Data Pelanggan
- Upload database email/nomor HP untuk retargeting yang lebih personal.
Baca Juga: Optimasi Gambar dan Copy untuk Iklan Marketplace
Menulis Ulang Messenger Ads (Contoh di Facebook / Instagram)
Salah satu bentuk retargeting adalah Messenger Ads atau pesan otomatis yang muncul setelah orang interaksi.
Tips menulis ulang Messenger Ads:
- Gunakan bahasa personal → “Hai, masih tertarik dengan sepatu ini?”
- Berikan trigger urgency → “Diskon 20% hanya sampai malam ini.”
- Tambahkan CTA jelas → “Klik di sini untuk lanjut checkout.”
- Jangan terlalu hard-selling → Gunakan pendekatan seperti membantu, bukan memaksa.
Contoh skrip singkat:
“Halo [Nama], kemarin kamu sempat lihat produk kami. Kabar baik, sekarang ada promo spesial! Mau kami simpan sebelum kehabisan?”
Segmentasi Ulang Audiens
Kunci retargeting bukan sekadar menampilkan iklan yang sama, melainkan membagi ulang audiens sesuai level minat.
Beberapa contoh segmentasi:
- Warm Audience (Tertarik, tapi belum beli)
- Orang yang lihat produk, add to cart, tapi belum checkout.
- Iklan: reminder + bonus kecil (voucher / gratis ongkir).
- Hot Audience (Hampir beli)
- Sudah sampai halaman pembayaran tapi batal.
- Iklan: testimoni pelanggan, jaminan garansi, atau alasan kenapa harus beli sekarang.
- Loyal Audience (Pernah beli sebelumnya)
- Sudah jadi pembeli, tapi bisa ditawari produk lain (upsell / cross-sell).
- Iklan: paket bundling, produk pelengkap, atau penawaran eksklusif.
Baca Juga: Budget Iklan Digital UMKM: Strategi Margin Minimal Hasil Maksimal
Kesimpulan
Retargeting adalah “senjata rahasia” untuk meningkatkan konversi tanpa harus mengeluarkan banyak biaya mencari audiens baru. Dengan memasang tracking, menulis ulang pesan yang lebih personal, dan melakukan segmentasi ulang, Anda bisa memaksimalkan peluang dari orang-orang yang sudah tertarik pada produk Anda.
Ingat, pembelian jarang terjadi sekali lihat. Dengan retargeting, Anda bisa hadir kembali di momen yang tepat—hingga akhirnya pelanggan memutuskan membeli.