Iklans

28 Sep
Ekonomi dan Bisnis
68 views
0 Comments

Strategi Brand Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Iklan Marketplace

#Iklans – #Strategi Brand Lokal Bertahan di Tengah Gempuran #Iklan Marketplace – Di era #digital, peta persaingan #bisnis berubah drastis. Kehadiran marketplace besar seperti #Shopee, #Tokopedia, #Lazada, dan #TikTok Shop membuat konsumen semakin dimanjakan dengan beragam pilihan produk, promo gratis ongkir, serta diskon besar-besaran. Bagi brand lokal, kondisi ini ibarat pedang bermata dua: di satu sisi marketplace membuka akses pasar lebih luas, namun di sisi lain gempuran #iklan berbudget besar dari platform tersebut bisa menggerus eksistensi #brand lokal.

Baca Juga: Ekonomi Digital 2025: Sektor Bisnis Apa yang Paling Menjanjikan?

Lalu, bagaimana brand lokal bisa bertahan, bahkan berkembang, di tengah dominasi iklan marketplace?

Strategi Brand Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Iklan Marketplace

Tantangan Brand Lokal dalam Ekosistem Marketplace

Sebelum membahas strategi, penting untuk memahami tantangan nyata yang dihadapi brand lokal saat ini:

1. Perang Harga yang Tidak Sehat

Marketplace sering kali mendorong persaingan harga yang sangat ketat. Banyak produk impor, terutama dari Tiongkok, dijual dengan harga jauh lebih murah. Hal ini membuat brand lokal sulit bersaing hanya dengan strategi potongan harga.

2. Dominasi Iklan Berbayar

Marketplace besar memiliki anggaran iklan masif di media sosial, televisi, hingga billboard. Akibatnya, visibilitas brand lokal yang hanya mengandalkan strategi organik atau iklan berskala kecil sering kali tenggelam.

3. Ketergantungan pada Platform

Banyak brand lokal terlalu bergantung pada marketplace sebagai satu-satunya kanal penjualan. Padahal, risiko ini cukup besar. Ketika aturan komisi, algoritma, atau biaya promosi berubah, brand bisa kehilangan kendali atas bisnisnya.

4. Hilangnya Hubungan Personal dengan Konsumen

Marketplace berfokus pada transaksi cepat. Interaksi antara brand dan konsumen sering kali terbatas, sehingga sulit membangun hubungan emosional yang lebih dalam.

Baca Juga: Bagaimana UMKM Bisa Menembus Pasar Global Lewat Digital Ads


Strategi Brand Lokal untuk Bertahan dan Berkembang

Meski tantangan besar, bukan berarti brand lokal tidak punya peluang. Justru di tengah dominasi iklan marketplace, brand lokal bisa mengambil celah dengan strategi yang lebih fokus, autentik, dan personal.

1. Membangun Identitas Brand yang Kuat

Keunggulan utama brand lokal bukan sekadar harga, melainkan cerita dan nilai yang dibawanya. Identitas merek yang kuat membuat konsumen merasa terhubung. Brand bisa menonjolkan:

  • Brand story: Kisah asal-usul usaha, proses produksi, atau keberpihakan pada nilai lokal.
  • Unique Selling Proposition (USP): Misalnya produk handmade, bahan ramah lingkungan, edisi terbatas, atau desain khas Indonesia.
  • Emosi dan nilai: Konsumen kini tidak hanya membeli produk, tetapi juga membeli makna di baliknya.

2. Optimalkan Media Sosial untuk Storytelling

Alih-alih hanya fokus jualan, media sosial sebaiknya dijadikan wadah untuk edukasi, inspirasi, dan storytelling.

  • Bagikan konten behind the scenes proses produksi.
  • Edukasi konsumen tentang manfaat atau nilai dari produk.
  • Gunakan format video pendek (Reels, TikTok) untuk menjangkau audiens lebih luas.

Strategi ini membantu brand membangun ikatan emosional, sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh iklan marketplace massal.

3. Bangun Komunitas dan Manfaatkan Mikro-Influencer

Komunitas loyal adalah aset besar. Brand bisa membangun komunitas melalui grup WhatsApp, Telegram, atau forum online. Selain itu, kolaborasi dengan mikro-influencer lebih efektif dibanding iklan besar karena tingkat kepercayaan follower mereka jauh lebih tinggi.

4. Diversifikasi Kanal Penjualan

Jangan bergantung sepenuhnya pada marketplace. Brand lokal sebaiknya memiliki kanal lain seperti:

  • Website resmi sebagai pusat informasi dan katalog produk.
  • Social commerce melalui Instagram Shop, Facebook Marketplace, atau TikTok Shop.
  • Offline presence lewat pop-up store, bazar lokal, atau kerja sama dengan retail kecil.

Diversifikasi membantu brand lebih mandiri dan tidak terlalu terikat pada kebijakan marketplace.

5. Maksimalkan Data Konsumen untuk Retensi

Salah satu kelemahan marketplace adalah keterbatasan data konsumen. Brand lokal bisa unggul dengan mengumpulkan database pelanggan melalui website, form, atau newsletter. Data ini bisa digunakan untuk:

  • Email marketing dengan penawaran eksklusif.
  • WhatsApp marketing untuk interaksi langsung.
  • Program loyalitas berupa point, cashback, atau hadiah.

6. Fokus pada Customer Experience

Pengalaman pelanggan adalah senjata ampuh melawan gempuran iklan besar. Brand lokal bisa menonjol dengan:

  • Respon cepat dan ramah.
  • Pengemasan produk yang estetik dan personal.
  • Layanan purna jual yang baik.

Hal-hal kecil ini mampu menciptakan kesan positif yang membuat pelanggan kembali membeli.


Studi Kasus: Brand Lokal yang Berhasil

Beberapa brand fashion lokal di Indonesia berhasil membuktikan bahwa mereka bisa bertahan meski iklan marketplace mendominasi. Misalnya, brand yang menonjolkan desain khas budaya lokal dan memasarkan lewat media sosial. Mereka membangun komunitas loyal, rutin mengadakan kolaborasi kreatif, dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan. Hasilnya, meskipun produk mereka lebih mahal dibanding produk impor, konsumen tetap memilih karena merasa memiliki keterikatan emosional.

Baca Juga: Mengukur ROI dari Iklan TikTok vs Instagram


Penutup

Gempuran iklan marketplace memang sulit dihindari, namun bukan berarti brand lokal tidak punya peluang. Kekuatan brand lokal terletak pada keunikan, kedekatan emosional, dan autentisitas yang sulit ditiru oleh brand besar. Dengan membangun identitas merek, mengoptimalkan storytelling, memanfaatkan komunitas, serta fokus pada customer experience, brand lokal tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bisa tumbuh lebih kokoh.

Di tengah kompetisi yang semakin ketat, strategi terbaik bukanlah ikut perang harga, melainkan menciptakan nilai yang tidak bisa dibeli dengan iklan besar.

Tags: , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan