Strategi Brand Lokal Menghadapi Perang Diskon E-Commerce Besar
#Iklans – #Strategi Brand Lokal Menghadapi Perang Diskon #E-Commerce Besar – Persaingan di dunia e-commerce semakin sengit. Platform besar seperti #Shopee, #Tokopedia, #Lazada, dan #TikTok Shop terus berlomba menarik perhatian konsumen dengan berbagai program #promosi — mulai dari flash sale, gratis ongkir, hingga diskon besar-besaran setiap tanggal kembar. Fenomena ini sering disebut sebagai perang diskon e-commerce besar, di mana harga menjadi senjata utama untuk merebut pasar.
Namun, bagi brand lokal, kondisi ini bukan hanya peluang, tetapi juga tantangan besar. Di satu sisi, e-commerce membuka akses pasar yang luas. Tapi di sisi lain, tekanan harga dan promosi tanpa henti bisa membuat brand lokal kesulitan menjaga margin keuntungan dan identitas merek.
Baca Juga: Bagaimana Ekonomi Kreator Membentuk Ulang Dunia Periklanan
Lalu, bagaimana cara brand lokal bertahan dan tetap tumbuh di tengah gempuran perang diskon ini? Berikut strategi yang bisa diterapkan.

1. Sadari Bahwa Daya Saing Tidak Hanya Soal Harga
Kesalahan umum yang sering dilakukan brand lokal adalah ikut-ikutan menurunkan harga tanpa strategi yang jelas. Akibatnya, profit margin menipis dan citra merek ikut turun karena dianggap “murah”.
Padahal, harga bukan satu-satunya faktor penentu keputusan pembelian. Konsumen masa kini juga mempertimbangkan kualitas, pengalaman, dan nilai emosional dari sebuah brand.
Brand lokal bisa menonjolkan keunggulan yang tidak dimiliki pemain besar, seperti:
- Cerita dan identitas lokal yang autentik.
- Kualitas bahan dan proses produksi yang lebih personal.
- Pelayanan yang lebih dekat dengan pelanggan.
Sebagai contoh, brand skincare lokal bisa menonjolkan penggunaan bahan alami khas Indonesia seperti bengkoang, lidah buaya, atau rempah tradisional, sekaligus menyampaikan filosofi perawatan kulit tropis yang unik.
2. Bangun Cerita dan Komunitas yang Kuat
Ketika e-commerce besar mengandalkan iklan besar-besaran, brand lokal bisa menang lewat kedekatan emosional dan storytelling. Cerita yang kuat mampu membuat pelanggan merasa menjadi bagian dari perjalanan brand, bukan sekadar pembeli.
Beberapa contoh pendekatan storytelling:
- Brand kopi lokal menceritakan perjuangan petani dari kebun hingga secangkir kopi.
- Brand fashion mengangkat kisah pemberdayaan pengrajin daerah.
- Brand kuliner mengisahkan resep keluarga yang diwariskan turun-temurun.
Selain itu, membangun komunitas pelanggan loyal sangat efektif dalam menciptakan interaksi jangka panjang. Misalnya, membuat grup pelanggan di WhatsApp, Telegram, atau Discord yang berisi edukasi, promo eksklusif, hingga behind the scene dari proses produksi.
Komunitas seperti ini dapat menjadi kekuatan promosi alami melalui word of mouth yang lebih autentik daripada iklan berbayar.
3. Gunakan Strategi Bundling dan Produk Eksklusif
Salah satu cara cerdas untuk menghindari perang harga langsung adalah dengan membuat produk bundling atau edisi terbatas. Produk seperti ini sulit dibandingkan secara harga, karena memiliki nilai tambah yang unik.
Contohnya:
- Brand kuliner menjual paket “Combo Rasa Nusantara” berisi berbagai cita rasa lokal.
- Brand fashion merilis koleksi kolaborasi dengan desainer muda Indonesia.
- Brand kosmetik membuat limited edition kemasan khusus untuk perayaan hari nasional.
Dengan strategi ini, konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga membeli cerita dan pengalaman unik di dalamnya.
Baca Juga: Bisnis Iklan Lokal di Tengah Invasi Platform Global
4. Manfaatkan Data dan Analisis Perilaku Konsumen
E-commerce besar memenangkan persaingan karena memahami data. Namun, brand lokal juga bisa melakukan hal serupa dengan memanfaatkan fitur analitik yang tersedia di berbagai platform.
Gunakan data untuk menjawab pertanyaan penting:
- Produk mana yang paling sering dibeli berulang?
- Kapan waktu transaksi paling ramai?
- Pelanggan dari daerah mana yang paling aktif?
Dengan memahami pola ini, brand dapat menyesuaikan strategi promosi, waktu kampanye, serta penawaran yang lebih personal. Misalnya, memberikan voucher ulang tahun untuk pelanggan aktif atau menyiapkan stok ekstra saat tren permintaan meningkat.
5. Bangun Kolaborasi Strategis
Daripada bersaing sendirian, brand lokal bisa berkolaborasi dengan brand lain untuk memperluas pasar. Kolaborasi menciptakan sinergi audiens, memperkuat citra merek, dan menambah variasi produk.
Contohnya:
- Brand kopi berkolaborasi dengan brand roti lokal untuk membuat paket sarapan.
- Brand sepatu lokal bekerja sama dengan seniman ilustrator untuk menciptakan desain eksklusif.
- Brand kuliner berkolaborasi dengan food influencer lokal untuk memperkenalkan menu baru.
Kolaborasi tidak hanya menghemat biaya promosi, tetapi juga meningkatkan eksposur lintas audiens secara alami.
6. Fokus pada Pengalaman dan Layanan Pelanggan
Ketika semua orang berlomba memberi diskon, layanan pelanggan bisa menjadi pembeda utama. Brand lokal sebaiknya menonjolkan sisi pelayanan yang cepat, ramah, dan penuh perhatian.
Beberapa hal sederhana namun berdampak besar:
- Respon cepat di chat pelanggan.
- Pengemasan menarik dan ramah lingkungan.
- Pesan pribadi atau ucapan terima kasih di setiap pengiriman produk.
Kesan positif dari pelayanan seperti ini akan menumbuhkan loyalitas pelanggan dan mendorong repeat order, yang jauh lebih bernilai daripada pembeli musiman saat promo besar.
7. Jaga Efisiensi Operasional dan Keuangan
Perang diskon sering kali menguras biaya promosi dan mengganggu arus kas. Oleh karena itu, brand lokal harus disiplin dalam mengatur keuangan dan operasional.
Beberapa langkah yang bisa diterapkan:
- Gunakan sistem pre-order untuk menghindari stok menumpuk.
- Jual langsung ke konsumen (D2C) melalui website atau media sosial.
- Fokus pada iklan organik dengan konten edukatif dan user-generated content.
Dengan strategi efisiensi, brand bisa tetap kompetitif tanpa harus memangkas harga terlalu dalam.
Baca Juga: The Comeback of Nostalgia Ads: Menggugah Kenangan untuk Meningkatkan Engagement
Kesimpulan
Perang diskon e-commerce besar tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Namun, brand lokal tidak perlu terjebak dalam arus tersebut. Dengan fokus pada nilai merek, cerita autentik, komunitas pelanggan, dan pengalaman yang berkesan, brand lokal bisa membangun fondasi loyalitas yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Keunggulan brand lokal terletak pada kedekatannya dengan pasar, kemampuan beradaptasi, serta identitas yang tidak bisa ditiru oleh merek global.
Di tengah hiruk-pikuk perang diskon, mereka yang mampu menyeimbangkan antara kreativitas, efisiensi, dan hubungan emosional dengan pelanggan — akan tetap berdiri kokoh, bahkan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya.

