Shoppertainment: Perpaduan Belanja, Hiburan, dan Teknologi yang Mengubah E-Commerce
#Iklans – #Shoppertainment: Perpaduan Belanja, Hiburan, dan #Teknologi yang Mengubah #E-Commerce – #Belanja online hari ini bukan lagi sekadar aktivitas transaksi. Jika dulu konsumen hanya membuka aplikasi e-commerce, memilih #produk, lalu checkout, kini pengalaman itu semakin berevolusi. Hadir sebuah fenomena baru bernama shoppertainment—gabungan antara shopping (belanja) dan entertainment (hiburan). Konsep ini menjadikan belanja sebagai bentuk hiburan, interaksi sosial, bahkan permainan yang menyenangkan.
Baca Juga: Ephemeral Ads: Strategi Iklan 24 Jam yang Efektif di Era Digital
Melalui live commerce dan gamification, shoppertainment mengubah e-commerce dari sekadar etalase digital menjadi sebuah panggung interaktif. Konsumen tidak hanya membeli barang, tetapi juga terhibur, terlibat, bahkan ketagihan untuk kembali. Lantas, bagaimana shoppertainment bekerja dan mengapa ia begitu penting dalam lanskap digital saat ini?

Apa Itu Shoppertainment?
Shoppertainment adalah strategi pemasaran yang menyatukan belanja dengan hiburan. Alih-alih menampilkan produk dalam katalog statis, brand kini menghidupkan pengalaman belanja melalui siaran langsung, demonstrasi produk interaktif, konten kreatif, hingga permainan digital.
Prinsipnya sederhana: semakin terhibur konsumen, semakin besar kemungkinan mereka untuk membeli. Inilah yang membuat shoppertainment menjadi senjata ampuh dalam memenangkan perhatian di tengah persaingan e-commerce yang ketat.
Konsep ini pertama kali booming di Tiongkok, terutama lewat platform seperti Taobao Live. Saat itu, live commerce bukan hanya sarana belanja, tapi sudah menyerupai acara televisi dengan host, bintang tamu, dan interaksi real-time. Fenomena tersebut kini menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lewat TikTok Shop, Shopee Live, dan Lazada.
Live Commerce: Menghidupkan Belanja dengan Interaksi
Elemen paling dominan dalam shoppertainment adalah live commerce, yaitu belanja melalui siaran langsung.
Di dalam live commerce, penjual atau influencer menampilkan produk secara real-time, menjawab pertanyaan audiens, dan menawarkan promo eksklusif hanya selama acara berlangsung. Model ini menciptakan suasana yang jauh berbeda dibandingkan belanja online konvensional.
Mengapa live commerce begitu efektif?
- Human Touch
Melihat produk ditunjukkan langsung oleh seseorang terasa lebih meyakinkan dibandingkan sekadar melihat foto. Host bisa memperlihatkan detail, cara pemakaian, hingga tips praktis. - Interaksi Real-Time
Konsumen dapat langsung bertanya dan mendapat jawaban seketika, sehingga membangun rasa percaya. - Rasa Urgensi
Adanya flash sale, kode voucher terbatas, atau countdown waktu mendorong audiens membeli lebih cepat. - Faktor Sosial & FOMO (Fear of Missing Out)
Ketika penonton lain terlihat ikut berbelanja, muncul dorongan psikologis untuk tidak ketinggalan.
Tak heran, live commerce kini menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan e-commerce di Asia.
Gamification: Belanja yang Serasa Bermain
Selain live commerce, gamification adalah kunci lain dari shoppertainment. Gamification adalah penerapan elemen permainan dalam konteks non-game, termasuk belanja online.
Melalui gamification, konsumen merasa tertantang, terhibur, sekaligus termotivasi untuk terus berinteraksi dengan platform.
Contoh penerapan gamification di e-commerce:
- Spin & Win → pengguna memutar roda keberuntungan untuk mendapat voucher atau hadiah.
- Point & Reward System → belanja tertentu menghasilkan poin yang bisa ditukar dengan diskon atau produk.
- Mini Games → aplikasi menghadirkan permainan sederhana (misalnya tangkap koin) dengan hadiah kupon belanja.
- Leaderboard & Challenge → ada kompetisi antar pengguna, misalnya siapa yang paling aktif akan mendapat bonus.
Dengan cara ini, proses belanja tidak terasa seperti kewajiban, tetapi menjadi permainan yang menyenangkan dan adiktif.
Manfaat Shoppertainment
1. Untuk Brand dan Penjual
- Engagement Lebih Tinggi
Konsumen bertahan lebih lama di aplikasi atau toko online karena merasa terhibur. - Peningkatan Konversi Penjualan
Interaksi real-time membuat konsumen lebih yakin untuk membeli. - Diferensiasi
Di tengah kompetisi e-commerce, shoppertainment memberi nilai unik yang sulit ditiru. - Data & Insight
Lewat interaksi, brand mendapat pemahaman lebih baik soal preferensi konsumen.
2. Untuk Konsumen
- Belanja Lebih Menyenangkan
Tidak sekadar transaksi, tetapi juga hiburan. - Akses Promo Eksklusif
Hadiah, voucher, dan diskon hanya bisa didapat melalui live streaming atau permainan. - Transparansi Produk
Konsumen bisa melihat produk digunakan langsung, bukan hanya foto editan. - Koneksi Sosial
Live commerce memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan host maupun penonton lain.
Masa Depan Shoppertainment
Shoppertainment diprediksi akan terus berkembang seiring dengan inovasi teknologi. Beberapa arah perkembangan yang potensial antara lain:
- Integrasi AR/VR (Augmented Reality & Virtual Reality)
Konsumen dapat mencoba pakaian atau produk kecantikan secara virtual saat menonton live streaming. - AI-Driven Personalization
Algoritma AI bisa merekomendasikan live show atau permainan yang sesuai minat individu. - Social Commerce Lebih Kuat
Shoppertainment akan semakin melebur dengan media sosial, menjadikan belanja sebagai aktivitas komunitas. - Hybrid Experience
Tidak menutup kemungkinan, brand akan menggabungkan acara offline (seperti launching produk) dengan live streaming interaktif agar menjangkau audiens lebih luas.
Baca Juga: Sustainability & Ethical Ads: Konsumen Makin Peduli Isu Etika & Lingkungan
Kesimpulan
Shoppertainment bukan sekadar tren, melainkan transformasi fundamental dalam dunia e-commerce. Dengan memadukan live commerce dan gamification, belanja berubah dari aktivitas fungsional menjadi pengalaman hiburan yang penuh interaksi.
Bagi brand, shoppertainment adalah strategi untuk meningkatkan loyalitas sekaligus mempercepat penjualan. Bagi konsumen, shoppertainment adalah cara baru menikmati belanja—lebih seru, lebih dekat, dan lebih memuaskan.
Ke depan, konsep ini akan semakin matang seiring berkembangnya teknologi digital. Belanja bukan lagi soal memenuhi kebutuhan, melainkan juga tentang hiburan, komunitas, dan gaya hidup.