Iklans

02 Sep
Digital Marketing
73 views
0 Comments

Tren Belanja Konsumen Indonesia 2025: Apa yang Dicari & Bagaimana Brand Beradaptasi

#Iklans – #Tren Belanja Konsumen Indonesia 2025: Apa yang Dicari & Bagaimana #Brand Beradaptasi – Indonesia memasuki fase baru dalam peta #e-commerce global. Tahun 2025 diperkirakan menjadi momentum penting karena perilaku belanja konsumen semakin matang dan #teknologi digital semakin menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Menurut proyeksi, nilai #pasar e-commerce Indonesia pada tahun ini mencapai sekitar USD 90 miliar dan akan terus tumbuh hingga lebih dari USD 180 miliar pada 2030. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya pasar besar, tetapi juga pasar yang sangat dinamis dan kompetitif.

Baca Juga: Iklan Terviral 2025: Strategi Cerdas & Kampanye Paling Viral

Konsumen kini tidak sekadar mencari harga murah, tetapi juga pengalaman belanja yang cepat, mudah, dan terpercaya. Live shopping, pembayaran cashless seperti QRIS, serta kebutuhan akan produk asli dan layanan logistik yang andal menjadi faktor penentu. Tiga kategori populer yang menjadi motor pertumbuhan—fashion, beauty, dan F&B (makanan dan minuman)—menunjukkan dinamika yang menarik, baik dari sisi preferensi konsumen maupun strategi adaptasi brand.

Tren Belanja Konsumen Indonesia 2025: Apa yang Dicari & Bagaimana Brand Beradaptasi

Fashion: Favorit yang Tak Pernah Redup

Fashion tetap menjadi kategori terbesar di e-commerce Indonesia. Data menunjukkan kontribusi sekitar 16% dari total volume transaksi online, dan di beberapa platform seperti Shopee, kategori apparel dan fashion bahkan mencapai lebih dari 27% dari pangsa transaksi.

Apa yang dicari konsumen fashion di 2025?

  1. Harga kompetitif dan promo dinamis. Diskon real-time, flash sale, dan voucher saat live shopping terbukti menjadi pemicu transaksi cepat.
  2. Kecepatan dan kepastian pengiriman. Konsumen perkotaan terbiasa dengan layanan same-day atau next-day delivery, sehingga brand yang lambat akan tertinggal.
  3. Pilihan ukuran yang akurat. Banyak pembeli menginginkan panduan ukuran yang jelas serta kebijakan retur yang mudah.
  4. Inspirasi gaya. Konsumen muda sering mencari inspirasi langsung melalui sesi live shopping atau konten singkat dari kreator.

Bagaimana brand beradaptasi?
Brand fashion dapat memperkuat posisi dengan:

  • Menggunakan data penjualan untuk mengelola SKU yang paling laku.
  • Membuat sesi shoppable live mingguan dengan host atau influencer yang relevan.
  • Menyediakan fitur seperti size-assistant atau video try-on untuk mengurangi retur.
  • Mengintegrasikan pembayaran digital seperti QRIS agar transaksi lebih cepat dan fleksibel.

Beauty: Edukasi dan Keaslian Jadi Kunci

Kategori kecantikan dan perawatan pribadi selalu menempati posisi atas, dengan kontribusi sekitar 14% volume transaksi e-commerce nasional. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya minat konsumen terhadap produk kosmetik lokal, skincare, hingga personal care, dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan sekitar 5–6%.

Konsumen beauty di 2025 memiliki tuntutan yang berbeda:

  1. Keaslian dan keamanan produk. Label BPOM, daftar bahan, hingga sertifikasi halal menjadi faktor utama.
  2. Edukasi melalui konten. Banyak pembeli membutuhkan penjelasan soal manfaat produk, cara pakai, hingga bukti hasil nyata.
  3. Ukuran mini dan bundling. Produk trial atau kit sangat diminati karena konsumen bisa mencoba tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Adaptasi brand beauty:

  • Membuat live tutorial dengan demonstrasi produk (misalnya skincare routine atau makeup look).
  • Menampilkan badge keaslian serta ulasan terverifikasi di halaman produk.
  • Menawarkan paket refill, trial kit, dan program langganan agar konsumen lebih loyal.
  • Memberikan opsi pembayaran fleksibel seperti e-wallet atau pay-later yang kini banyak dipakai oleh generasi muda.

Baca Juga: Iklan Viral: Strategi, Tren, dan Contoh Sukses yang Mengguncang Dunia Digital


F&B: Dari Quick-Commerce ke Value Bundle

Kategori makanan dan minuman, termasuk bahan pangan (grocery), menjadi bintang baru di e-commerce. Pertumbuhan F&B online dilaporkan mencapai lebih dari 20% CAGR di beberapa segmen, didukung oleh layanan quick-commerce, rantai dingin (cold chain), dan meningkatnya kebiasaan belanja bahan makanan secara online.

Konsumen F&B pada 2025 mencari:

  1. Harga yang masuk akal dan promo bundling. Misalnya paket beras + minyak + mie instan dengan harga hemat.
  2. Jaminan kesegaran. Label tanggal kedaluwarsa, ketelusuran produk, hingga garansi penggantian menjadi syarat mutlak.
  3. Pengiriman cepat. Banyak pembeli membutuhkan opsi pengiriman instan atau time-slot delivery.

Adaptasi brand F&B:

  • Menawarkan value bundle atau paket isi ulang untuk kebutuhan rumah tangga.
  • Menguatkan rantai distribusi dingin bagi produk segar seperti daging atau sayur.
  • Membuat sesi live dengan demo masak singkat sambil memberikan voucher terbatas.

Perilaku Konsumen 2025: 7 Tren Utama

  1. Live-first discovery. Konsumen kini menemukan produk langsung dari sesi live shopping.
  2. Creator trust lebih penting daripada iklan resmi. Rekomendasi dari KOL atau micro-influencer lebih dipercaya.
  3. Cashless payment jadi standar. QRIS, e-wallet, dan pay-later mendominasi.
  4. Omni-platform makin nyata. TikTok Shop yang kini terintegrasi dengan Tokopedia memperlihatkan arah baru social-commerce.
  5. Kecepatan pengiriman. Same-day delivery di kota besar menjadi pembeda.
  6. Keaslian produk. Khusus beauty dan F&B, label BPOM dan halal semakin dicari.
  7. Value stacking. Konsumen lebih menyukai paket promo cerdas ketimbang diskon tunggal.

Strategi Adaptasi Brand: Checklist Praktis

  • Kanal: Gabungkan marketplace utama dengan social-commerce (TikTok LIVE), sinkronkan katalog dan stok.
  • Konten: Rutin membuat live shopping sesuai kategori, misalnya fashion styling, skincare routine, atau demo masak.
  • Penawaran: Sediakan value ladder dari produk trial hingga bundling premium.
  • Pengalaman belanja: Perkuat ulasan, panduan ukuran, dan label jaminan kualitas.
  • Pembayaran: Aktifkan semua metode populer, khususnya QRIS dan e-wallet.
  • Logistik: Terapkan SLA berbeda untuk kota besar dan daerah.
  • Data: Pantau metrik penting seperti GMV per live, conversion rate, dan repeat order.

Baca Juga: Membangun Profitabilitas untuk Produk, Jasa, dan Website


Kesimpulan

Tahun 2025 menandai era baru belanja online di Indonesia. Konsumen semakin kritis, tech-savvy, dan menuntut pengalaman belanja yang menyeluruh: mulai dari inspirasi melalui live shopping, pembayaran cashless yang mudah, hingga pengiriman cepat dan jaminan keaslian produk.

Kategori fashion, beauty, dan F&B tetap menjadi penggerak utama, tetapi cara konsumen membeli ketiganya terus berubah. Brand yang mampu menggabungkan social-commerce dengan marketplace, menawarkan paket nilai, dan menjaga kepercayaan konsumen akan menjadi pemenang di pasar e-commerce Indonesia yang makin kompetitif.

Dengan langkah adaptasi yang tepat, 2025 bukan hanya sekadar tahun peluang, tetapi juga titik awal bagi brand untuk mengukuhkan posisinya dalam lanskap digital yang terus berkembang.

Tags: , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan